Kamis, 19 Februari 2009

Ku ingin hidupku berkualitas di hadapanNya

Sejak ku selesai sekolah di akhir tahun 1984 sampai dengan saat ini, hidup rasanya tidak pernah “berkualitas” di hadapanNya, semua yang kukerjakan tidak pernah tuntas dan tidak membuahkan hasil yang “berkualitas” di hadapanNya.

Pemikiran ingin “hidup yang berkualitas di hadapanNya”, muncul secara tiba-tiba, di awal bulan Februari 2009, saat sampai larut malam masih on-line di depan computer, sebelum mengakhiri on-line ku ingin nge-check e-mail di “google mail”, ternyata saudaraku yang berada di USA sedang on-line juga, karena di sana masih siang dan di sini sudah larut malam, dia menyapa saya melalui chatting:
“Jam segini koq masih on-line, ngapain?”, tanyanya.
"Aku sedang bingung memikirkan hidupku ini …”, jawabku.
“Tidak perlu bingung, hidup itu hanya sebentar sesudah itu kita akan hidup dalam kekekalan bersamaNya!”, katanya.
“Betul, tetapi aku merasa malu sekali dihadapanNya kelak, jika hidupku saat ini tidak berkualitas di hadapanNya!”, jawabku. Sesudah jawaban tadi, lama sekali saudaraku tidak menjawab lagi.

Sejak malam itu sampai saat ini masih terpikirkan: “Bagaimana agar sisa hidupku ini bisa berkualitas di hadapanNya!?”

Sebagai Agen Asuransi Prudential Indonesia (inilah pekerjaanku sekarang, setelah semuanya mengalami kegagalan tanpa kualitas di hadapanNya), pada tanggal 10-12 Februari 2009 saya mengikuti Prudential Agency Convention (PAC) di Jakarta International Expo Kemayoran. Hari pertama berangkat mengikuti PAC, dari Bogor menggunakan KRL Pakuan ke Gambir, karena ada bus jemputan di IRTI Monas untuk ke JI Expo Kemayoran. Saat di KRL Pakuan, tidak sengaja bertemu dengan Pak Santoso, yang bekerja di GKI Perniagaan, beberapa hari sebelumnya ku pikirkan dia untuk diprospek rencananya. Pak Santoso bercerita banyak tentang keberhasilan saudara iparnya Pak David Andi Purnama yang bekerjasama dengan Ir. Fadel Mohammad, Gubernur Gorontalo, walau hanya lulusan SMA ternyata hidupnya sungguh berkualitas di hadapanNya!
(see http://www.klinik-agropolitan.com/).

Salah satu workshop yang diadakan dalam PAC, ada workshop yang berjudul “One and a half cases per day” disampaikan oleh Ibu Lisa Carolina Halim dari Solo. Di pembukaan workshop itu bu Lisa bersaksi bagaimana sampai ia menjadi seorang Agen Asuransi Prudential. Awalnya bu Lisa seorang ibu rumah tangga biasa yang hanya membantu suami sebagai pengusaha di Solo, di samping membantu suami, bu Lisa juga giat melayani di Gerejanya di Solo. Pada suatu hari bu Lisa didatangi seorang Ibu pegawai bank yang ingin keluar dari pekerjaannya dan memulai usaha baru sebagai Agen Asuransi Prudential, ia menawarkan asuransi kepada bu Lisa, karena bu Lisa merasa kasihan langsung ikut. Sebagai nasabah Prudential bu Lisa adalah nasabah Prudential yang aktif untuk menolong Agennya tadi, dia mengajak teman-temannya untuk membeli asuransi Prudential dari Agennya sebagai nasabah Pru-flyer, sehingga ia mendapatkan bonus 3 tiket jalan-jalan ke Praha. Pada tahun 2005, dimana bu Lisa bergereja akan membangun Gedung Gereja, bu Lisa berdoa: “Tuhan pekerjaan apa yang saya bisa lakukan untuk mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat agar Pembangunan GerejaMu boleh terlaksana.” Selama masa berpikirnya menemukan pekerjaan apa? Bu Lisa selalu terbayang untuk menjadi Agen Asuransi Prudential, akhirnya bu Lisa berdoa lagi: “Berikan petunjukMu jika ku harus menjadi Agen Asuransi Prudential”. Singkat cerita bu Lisa diberikan 2 nasabah PIA dan 2 nasabah PAA dengan premi yang besar, yang diberikan kepada Agennya. Akhirnya, bu Lisa mendaftar sebagai Agen Asuransi Prudential di dalam grup Agennya tadi. Ibu Lisa berhasil luar biasa sebagai Agen Asuransi Prudential, dalam waktu 3 tahun beliau sudah mencapai jenjang tertinggi dalam jenjang keagenan di Prudential Indonesia (UM – SUM – AM), dan pembangunan Gedung Gerejanya pun selesai.

Dari kesaksian di atas, saya belum menemukan “bagaimana agar hidup ini bisa berkualitas di hadapanNya”. Saat ku menjadi Agen Asuransi Prudential pada awalnya tidak sedramatis bu Lisa. Saya menjadi Agen Asuransi Prudential karena di”paksa” menanda tangani form pendaftaran sebagai Agen Asuransi Prudential di suatu tempat makan di Slipi Jaya Jakarta, pada akhir bulan Agustus 2007 oleh saudaraku. Ketika itu ku telah dinyatakan “sembuh” dari sakit Angioplasti sejak bulan April 2007, sehingga “jatuh miskin” karena tidak mempunyai Asuransi untuk Crisis Cover Benefit (CCB). Berobat mulai di RS Karya Bakti Bogor, dipindah ke RS Mitra Keluarga Jatinegara Jakarta dan tiga hari kemudian pindah ke RS PJN Harapan Kita Jakarta.

Dari dua orang yang hidupnya sangat berkualitas di hadapanNya, ku mendapatkan pencerahan, apakah pencerahan ini bisa menjadikan hidup ku berkualitas di hadapanNya? Perlu pembuktian!

Sebagai Agen Asuransi Prudential:
Ku ingin membantu banyak orang agar setiap orang mempunyai Polis Asuransi Prudential. (Mengapa? Karena Prudential Indonesia adalah Perusahaan Asuransi Terbaik selama 7 tahun berturut-turut). Untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera bersama keluarga tercinta.

Setiap individu yang menabung di Prudential melaluiku dengan menyatakan ingin membantu Pembangunan Rumah Ibadah. Ku akan memberikan persembahan sebesar 80% dari reward (commission) yang ku terima dari Prudential.

Bagi saudara-saudara yang berkeinginan “menabung dan membangun”, bisa menabungkan dananya ke Prudential melaluiku. Setiap individu yang “menabung dan membangun” tersebut tidak akan kehilangan dana tabungannya bahkan akan bertambah, dan akan mendapatkan perlindungan dari Prudential sesuai yang diinginkannya, sekaligus bisa turut membantu pembangunan Rumah Ibadah.

Silakan hubungi:
Eko Erdiyatno
Hp : 08179005006
Email : pru.forever@yahoo.com

Kiranya hidup kita berkenan dan berkualitas di hadapanNya!